Tradisi Kuliner Lebaran “Ketupat Kaya Petanda”
Lebaran belum lengkap tanpa makan ketupat, menu ini berkembang sejak kerajaan demak pada abad ke-15 oleh Raden Mas Sahid atau Sunan Kalijaga. Makanan yang sebelumnya sudah dikenal masyarakat dan didefinisikan ulang sebagai simbol perayaan umat Islam.
Sajian Khas Nusantara Dengan Ketupat
Lebaran Ketupat
Perayaan kuliner dilaksanakan sepekan setelah hari raya Idul Fitri atau 8 Syawal. Awalnya dirayakan di wilayah pesisir utara Jawa, tempat awal penyebaran agama Islam.
Asia Tenggara
Tersebar hingga asia tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Brunei dan Filipina.
Dewi Sri
Lebaran ketupat diangkat dari tradisi pemuja Dewi Sri, dewi pertanian dan kesuburan, pelindung kelahiran dan kehidupan, kekayaan dan kemakmuran.
Asal Kupat
Kata kupat berasal dari kupat. Parafase kupat adalah ngaku lepat : mengaku bersalah. Janur atau daun kelapa merupakan kependekan dari kata “jatining nur” yang diartikan hati nurani.
Anyaman Janur
Rumitnya anyaman kupat merupakan simbol dari kompleksitas masyarakat Jawa dan anjuran melekatkan tali silaturahmi tanpa melihat perbedaan kelas sosial.
Papat Limo Pancer
Simbol masyarakat Jawa dengan papat limo pancer. Papat dimaknai sebagai empat penjuru angin : timur, barat, selatan, dan utara. Artinya, ke arah manapun manusia pergi ia tak boleh melupakan pancer (arah) kiblat.
Tolak Bala
Ketupat menjadi bagian dari sesaji dalam upacara adat di Bali, di Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat atau penolakan bala.